Pak Habibie
Pasti kalian
tidak asing lagi mendengar nama Habbie. Salah satu tokoh jenius di Indonesia
bahkan di dunia karena memiliki IQ 200 mengalahkan Albert Einstein (IQ 160) ,
Galileo Galilei (IQ 160) dan Sir Issac Newton (IQ 190) dimana sebelum IQ
Habibie di ketahui issac pernah di kenal sebagai tokoh yang memiliki peringkat IQ tertinggi di dunia. Namun sekarang peringkat
IQ tertinggi masih bertahan untuk pak Habibie.
Pendidikan B. J. Habibie
Pak habibie
sapaan akrabnya memiliki nama asli yakni Bacharuddin
Jusuf Habibie, lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25
Juni 1936. Beliau anak keempat dari delapan bersaudara dari pasangan suami
istri Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang
menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra
yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal. Masa kecil habibie dan saudara –
saudaranya dihabiskan di pare – pare sualawesi selatan. Sejak kecil habibie
dikenal cerdas dan tegas, namun pada usia 14 tahun beliau harus ditinggal oleh
ayahnya yang meninggal karena serangan jantung pada tanggal 3 September 1950. Akhirnya
ibunya memutuskan menjual rumah yang di Sulawesi dan pindah ke Bandung.
Seusai lulus
SMA di Bandung Habibie melanjutkan studi di Institut Teknologi Bandung
mengambil program studi Teknik Mesin tahun 1954. Habibie hanya setahun kuliah
di ITB Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar Doktor dalam program studi konstruksi
pesawat terbang di Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule (RWTH), Jerman
dengan predikat Summa Cum laude. Lalu bekerja di industri pesawat terbang
terkemuka MBB Gmbh Jerman, sebelum memenuhi panggilan Presiden Soeharto untuk
kembali ke Indonesia.
Kembalinya Habibie ke Indonesia
Di
Indonesia, Habibie 20 tahun menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT,
memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis, dipilih MPR menjadi Wakil
Presiden RI, dan disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden RI
menggantikan Soeharto menjadi Presiden Republik Indonesia ke 3. Soeharto menyerahkan
jabatan presiden itu kepada Habibie berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. Sampai akhirnya
Habibie dipaksa pula lengser akibat refrendum Timor Timur yang memilih merdeka.
Pidato Pertanggungjawabannya ditolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi warga
negara biasa, kembali pula hijrah bermukim ke Jerman.
Dikutip dalam
buku yang pernah ditulis oleh Habibie. Beliau mengatakan
Berdasarkan kutipan
dari buku yang ditulis oleh Habibie diatas, dijelaskan bahwa pak Habibie sangat
terkenal di Indonesia dari salah satu jasanya dalam membuat pesawat terbang
bejenis N250. Tetapi dengan kemampuan jeniusnya itu, Habibie seakan – akan tidak
dipergunakan oleh Indonesia. Beliau pernah menjabat sebagai direktur utama di
Industri Pesawat Terbang Nusantara
(IPTN) yang bergerak dalam perancangan pembuatan pesawat terbang. Tidak bertahan
lama, industri tersebut ditutup atas perintah presiden, 16ribu tenaga ahli
berpotensi yang bekerja disana diberhentikan, dan mereka semua bertebaran di
berbagai negara, khususnya seperti pabrik pesawat di Bazil, Canada, Amerika dan
Eropa. Melihat kejadian itu Habibie hanya bisa merasakan sakit hati yang amat
dalam dan tidak bisa berbuat apa – apa.
Kesetiaan Habibie
Rasa sakit
hati terhadap Negara, hujatan dari orang lain terhadap dirinya dan rasa lelah
pak Habibie, selalu ada penenang hati yakni sang istri ibu Ainun sampai akhir
hayatnya setia selalu berada disamping pak Habibie. Dan pada tanggal 22 Mei
2010, Hasri Ainun Habibie (ibu Ainun), istri BJ Habibie, meninggal di Rumah
Sakit Ludwig Maximilians Universitat, Klinikum, Muenchen, Jerman. Pada hari
Sabtu pukul 17.30 waktu setempat atau 22.30 WIB.
Habibie sangat
berduka atas meninggalnya sang istri, ia sampai di vonis para dokter mangalami
gila dan bisa mati dalam waktu tiga bulan. Tetapi pak habibie bukan sosok yang
mudah putus asa, dia bangkit dan tetap menjaga kesetiaanya untuk ibu Ainun. Pak
Habibie tidak pernah absen setiap jum’at sebelum zuhur, mengunjungi makam ibu
Ainun, dan selalu rutin meminta tolong ke penjaga makam untuk mengganti bunga diatas
makam bu Ainun setiap dua hari sekali. Semua itu dilakukan pak Habibie sebagai
bukti cinta dan kesetiaanya beliau kepada sang istri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar